LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN ANEMIA MEGALOBLASTIK
![]() |
OLEH:
I WAYAN MERTHA ADI WIRYAWAN
KELAS A-E
Program
Studi Ilmu Keperawatan
STIKES WIRA
MEDIKA PPNI BALI
2013
LAPORAN PENDAHULUAN
ASHAN KEPERAWATAN DENGAN ANEMIA megaloblastik
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
I.
PENGERTIAN
Anemia adalah
gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen
tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah
merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah
(Doenges, 1999).
Anemia megaloblastik adalah sekelompok anemia yang di tandai oleh adanya eritroblas yang besar yang terjadi akibat gangguan maturasi intisel tersebut. Sel tersebut dinamakan megaloblas.
Anemia megaloblastik adalah sekelompok anemia yang di tandai oleh adanya eritroblas yang besar yang terjadi akibat gangguan maturasi intisel tersebut. Sel tersebut dinamakan megaloblas.
II.
PENYEBAB
ANEMIA
Penyebab anemia megaloblastik
adalah :
1.
Defisiensi vitamin B12
2.
Defesiensi asam folat
3.
Gangguan metabolisme vitamin B12 dan
asam volat
4.
Gangguan sintesis DNA akibat dari :
a.
Defisiensi enzim congenital
b.
Didapat setelah pemberian obat atau
sitostatik tertentu.
Metabolisme Vitamin B12 dan Asam folat
Vitamin B12 banyak
dijumpai dalam daging binatang, ikan laut dan tidak didapatkan dalam sayuran,
buah-buahan, serta rempah-rempah. Vitamin B12 yang terikat dalam
protein, sesampainya di lambung di lepaskan dari ikatannya. Untuk kemudian
bergabung dengan factor intrinsik (FI) yang di hasilkan oleh sel-sel
parietal-lambung. Sampai di ileum FI dilepaskan dan vitamin B12
diserap masuk pembulih darah portal, lalu berikatan dengan protein
transkoglamin II (TC II) dan selanjutnya dipindahkan ke sum-sum tulang dan
jaringan lain sebagian vitamin B12 dalam plasma terikat oleh protein
lain, transkoblamin I (TC I) yang di buat oleh granulosit. Pada sindrom
mieloprolifeeratif,sel granulosit jumlahnya sering meningkat. Hingga TC I dan
vitamin B12 juga meningkat. Vitamin B12 yang terikat pada
TC I tidak dipindahkan ke sum-sum tulang dan relative tak berfungsi.
Vitamin
B12 adalah ko-enzim yang berperan dalam dua reaksi biokimia yaitu :
1.
Siklus system-metionin yang diperlukan
pula pada siklus asam folat-tetra hidrofolat (THF)- di hidrofolat (DHF) yang
diperlukan pula pada sintesis DNA.
2. Reaksi
propionic Coa-metylmalonyI Coa B12
succiny Coa. Reaksi ini berperan untuk pembentukan energen.
Asam folat
berwarna kuning, stabil dan larut dalam air. Tubuh kita tak mampu membuat asam
folat, oleh karena itu asam folat diperlukan dari luar dan dalam bentuk
vitamin. Bakteri dapat membuat asam folat dari pteridin asam para amino
benzoate, dan asam glutamat, sedangkan sulfa menghambat bakteri untuk sintesis
asam folat. Di dalam sel asam folat berbentuk folat-poli-glutamat, sedangkan
dala, cairan tubuh berbentuk monoglutamat-tetrametil-hidrofolat (metil THF)
tanpa ikatan dengan protein. Selama berada di duodenum dan jejunum semua folat
diserap dalam bentuk metil-THF. Asam folat diperlukan untuk beberapa reaksi
biokimia dalam tubuh antara lain sintesis DNA. Beberapa reaksi konfersi asam
amino dalam tubuh juga memerlukan asam folat.
III.
TANDA DAN
GEJALA
1)
Anemia karena eritrooesis yang
inefektif.
2)
Ikterus ringan akibat pemecahan
hemoglobin meninggi karena usia eritosit memendek.
3)
Glositis (lidah bengkak, merah,)
stomatitis angularis, gejala-gejala sindrom malabsorpsi ringan
4)
Purpura trombositofenik karena maturasi
megakariosit terganggu
5)
Neuropati pada defisiensi B12. Pada
pasien dengan defisiensi B12 yang berat dapat terjadi kelainan saraf
sensorik pada kolumna posterior dan neuropati bersifat simetris, terutama
mengenai kedua kaki. Pasien mengalami kesulitan berjalan dan mudah jatuh.
IV. Patofisiologi Anemia Megaloblastik
Timbulnya
megaloblastik adalah akibat gangguan maturasi intisel karena gangguan sintesis
DNA sel-sel eritroblas. Defisiensi asam folat jelas akan mengganggu sintesis
DNA hingga terjadi gangguan maturasi intisel dengan akibat timbulnya sel-sel
megaloblas. Demikian pula defisiensi vitamin B12 yang bermanfaat
dalam reaksi metilasi homosistein menjadi metionin dan reaksi ini berperan
dalam mengubah metil THF menjadi DHF, yang berperan dalam sintesis DNA. Jadi
defisiensi vitramin B12 yang juga akan menggangu sintesis DNA dan
ini akan mengganggu maturasi inti sel dengan akibat terjadinya megaloblas.
Gejala lain yang menonjol pada
defisiensi vitamin B12 adalah neuropati dan menurut suatu teori hal
ini terjadi akibat gangguan sintesis S-adenosil metionin (SAM), salah satu
bahan metabolic penting untuk susunan saraf.
V.
PATHWAYS

IV. Klaisfikasi Etiologi Anemia Megablastik
Manurut penyebab anemia
megaloblastik dibagi sebagai berikut :
A.
Karena defisiensi vitamin B12 misalnya
:
1.
Pasien yang tidak makan daging hewan
atau ikan, telur, susu, (yang mengandung vitamin B12 )
2.
Adanya malabsorpsi akibat :
a.
Kelainan lambung :
·
Anemia pernisiosa
·
Kelainan congenital factor intrinsic
·
Gasterktomi total atau tersial
B.
Kelainan usus :
·
Intestinal
eloop syndrome
·
Tropical sprue
·
Pasien reseksi ileum
VII. Gejala-gejala Klinis Anemia Megaloblastik
Gejala
anemia, ikterus ringan, Glositis (lidah
warna merah daging+nyeri,
Stomatitis angularis, gejala
malabsorbsi ringan.
1.
Anemia karena eritrooesis yang inefektif.
2.
Ikterus ringan akibat pemecahan hemoglobin meninggi
karena usia eritosit memendek.
3.
Glositis (lidah bengkak, merah,) stomatitis angularis,
gejala-gejala sindrom malabsorpsi ringan.
4.
Purpura trombositofenik karena maturasi megakariosit
terganggu
5.
Neuropati pada defisiensi B12. Pada pasien
dengan defisiensi B12 yang berat dapat terjadi kelainan saraf
sensorik pada kolumna posterior dan neuropati bersifat simetris, terutama
mengenai kedua kaki. Pasien mengalami kesulitan berjalan dan mudah jatuh.
VIII. Diagnosa
Diagnosa anemia megaloblastik berdasarkan pada :
1)
Gejala klinis berupa anemia, ikterus
ringan, glositis, stomatitis angularis, purpura serta neuropati. Pada
pemeriksaan darah tepi didapatkan eritrosit yang besar (MCV 95 fl) dengan
bentuk yang bulat lonjong. Retikulasit menurun serta didapatkan hipersegmentasi
neutrofil (shift to the right). Sumsum tulang hiperselular dengan sel-sel
eritroblas yang besar (megaloblas). Didapatkan pula giant stab dan giant cells
yang lain
2)
Menentukan kadar vitramin B12 dan
asam folat dalam darah. Kadar normal vitamin B12 serum antara
160-925 µg/L, sedangkan asam folat dalam serum 3,0-15,0 µg/L.
3)
Menentukan penyebab kekurangan vitamin B12
dan atau asam folat, apakah karena diet, kelainan lambung, malabsorpsi, dan
sebagainya.
IX. Pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan
1.
Untuk kekurangan vitamin B12
:
·
Anamnesis makanan
·
Tes absorpsi vitamin B12
dengan dan tanpa faktor intrinsic
·
Penentuan faktor intrinsic dan antibody
terhadap sel perjetal lambung
·
Endoskopi, foto saluran makanan bagian
atas, follow through
·
Analisis cairan lambung
2.
Untuk kekurangan asam folat :
·
Anamnesis makanan
·
Tes-tes malabsorpsi
·
Biopsy jejunum
·
Tanda-tanda penyakit dasar penyebab
X. Pengobatan
A. Untuk defisiensi vitamin B12
1.
Diberikan vitamin B12
100-1000 µg intramuskular sehari Selama dua minggu, selanjutnya 100-1000 µg
intramuskular setiap bulan. Bila ada kelainan neurologis terlebih dahulu
diberikan tiap dua minggu selama enam bulan, baru kemudian diberikan sebulan
sekali. Bila pasien sensitive terhadap pemberian suntikan dapat diberikan
secara oral 1000 µg sekali sehari asal tidak terdapat gangguan absorpsi
2.
Transfusi darah seyogyanya dihindari,
kecuali bila ada dugaan gagal faajantung, hipotensi postural, renjatan atau
infeksi berat. Bila diperlukan transfuse darah sebaiknya diberikan eritrosit
yang diendapkan (packed redsell)
B. untuk defisiensi asam folat
diberikan asam folat satu 1-5 mg
per/hari per oral selama 4-5 minggu. Asal tidak terdapat gangguan absorpsi.
Asam folat tersedia dalam kemasan tablet @1mg dan suntikan @5mg-ml atau dalam
bentuk multivitamin dengan dosis 0,1-1,0 ml tiap tablet. Di Indonesia lebih
serig didapatkan defisiensi asam folat daripada defisiensi vitamin B12 disebabkan
oleh banyaknya sirosis hati dinegara ini sirosis hati mengakibatkan asam folat
kurang dapat disimpan dalam hati.
B. Konsep Asuhan
Keperawatan.
- Pengkajian
1) Aktivitas
/ stirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas ; penurunan
semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk
tidur dan istirahat lebih banyak.
Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu
bekerja atau istirahat. Letargi,
menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan
otot, dan penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain
yang menunujukkan keletihan.
2) Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis, menstruasi berat , angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis. Palpitasi (takikardia kompensasi).
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar, hipotensi postural. Ekstremitas (warna) : Pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan).
Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis, menstruasi berat , angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis. Palpitasi (takikardia kompensasi).
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar, hipotensi postural. Ekstremitas (warna) : Pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan).
pucat (aplastik) atau kuning lemon terang.
Sklera : biru atau putih seperti mutiara. Pengisian kapiler melambat (penurunan
aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi) kuku : mudah patah,
berbentuk seperti sendok (koilonikia). Rambut : kering, mudah putus,
menipis,tumbuh uban secara premature.
3)Integritas
ego
Gejala
: keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya
penolakan
transfuse darah.
Tanda
:depresi.
4) Eliminasi
Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB). Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi. Penurunan haluaran urine.
Tanda :distensi abdomen.
5) Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan produk sereal tinggi. Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring). Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah puas mengunyah atau peka terhadap es, kotoran, tepung jagung, dan sebagainya.
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (defisiensi asam folat dan vitamin B12). Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas. Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah.
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan produk sereal tinggi. Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring). Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah puas mengunyah atau peka terhadap es, kotoran, tepung jagung, dan sebagainya.
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (defisiensi asam folat dan vitamin B12). Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas. Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah.
6) Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi.Sensasi manjadi dingin.
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi.Sensasi manjadi dingin.
Tanda
: peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu
berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik).
Epitaksis : perdarahan dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi,
ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi, tanda Romberg positif, paralysis.
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala :nyeri abdomen samara : sakit kepala
Gejala :nyeri abdomen samara : sakit kepala
8) Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda : takipnea,ortopnea dan dispnea.
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda : takipnea,ortopnea dan dispnea.
9) Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat terpajan pada radiasi; baik terhadap pengobatan atau kecelekaan. Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran terhadap dingin dan panas. Transfusi darah sebelumnya. Gangguan penglihatan, penyembuhan luka buruk,sering infeksi.
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum. Ptekie dan ekimosis (aplastik).
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat terpajan pada radiasi; baik terhadap pengobatan atau kecelekaan. Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran terhadap dingin dan panas. Transfusi darah sebelumnya. Gangguan penglihatan, penyembuhan luka buruk,sering infeksi.
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum. Ptekie dan ekimosis (aplastik).
10)
Seksualitas
Gejala
: perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore. Hilang libido(priadan wanita). Imppoten.
Tanda
:serviks dan dinding vagina pucat.
- Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler
yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel ditandai dengan kavilari
revil > 3detik, sianosis, kulit pucat, membran mukosa kering, kuku dan
rambut rapuh.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi
nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah ditandai dengan klien
mengeluh mual & muntah, terjadi penurunan BB, penurunan lipatan kulit
triseps, perubahan gusi, membran mukosa mulut.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
oksigen (pengiriman) dan kebutuhan ditandai dengan klien mengeluh tubuh lemah,
lebih banyak memerlukan istirahat.
4. Kurang pengetahuan berehubungan dengan kurang mengingat ; salah
interpretasi informasi ; tidak mengenal sumber informasi ditandai dengan klien
mengungkapkan ketidaktahuannya tentang penyakit yang sedang dialami
- Rencana Tindakan Keperawatan
No.
Dx.
|
Tujuan & Kriteria
Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama
3x24 jam diharapkan terjadi peningkatan perfusi jaringan
Kriteria hasil :
-
menunjukkan
perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil.
-
Tidak
terjadi sianosis
-
Kapilarirefil
< 3dtk.
-
Kulit
tidak pucat
-
Membran
mukosa lembab
-
Kuku
dan rambut kuat
|
· Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi
· Awasi tanda vital kaji pengisian
kapiler, warna kulit/membrane mukosa, dasar kuku.
· Tinggikan kepala tempat tidur sesuai
toleransi.
· Selidiki keluhan nyeri dada/palpitasi.
· Kolaborasi pengawasan hasil pemeriksaan
laboraturium. Berikan sel darah merah lengkap/packed produk darah sesuai
indikasi.
|
· Memaksimalkan transport oksigen ke
jaringan
· Memberikan informasi tentang
derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menetukan keb. intervensi.
· Meningkatkan ekspansi paru dan
memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler.
· Iskemia seluler mempengaruhi jaringan
miokardial/ potensial risiko infark.
· Mengidentifikasi defisiensi dan
kebutuhan pengobatan /respons terhadap terapi.
|
2
|
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama
3x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi
terpenuhi
Kriteria hasil :
-
menunujukkan
peningkatan/mempertahankan berat badan dengan nilai laboratorium normal.
-
tidak
mengalami tanda mal nutrisi.
-
Mual
muntah menurun
-
Terjadi
kenaikan BB
-
Menununjukkan
perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan atau mempertahankan
berat badan yang sesuai.
|
· Observasi riwayat nutrisi, termasuk
makan yang disukai.
· Observasi dan catat masukkan makanan
pasien.
· Timbang berat badan setiap hari.
· Berikan makan sedikit dengan frekuensi
sering dan atau makan diantara waktu makan.
· Observasi dan catat kejadian
mual/muntah, flatus dan dan gejala lain yang berhubungan.
· Berikan dan Bantu hygiene mulut yang
baik ; sebelum dan sesudah makan, gunakan sikat gigi.
· Kolaborasi pada ahli gizi untuk rencana
diet.Ø
|
· Mengidentifikasi defisiensi, memudahkan
intervensi.
· Mengawasi masukkan kalori atau kualitas
kekurangan konsumsi makanan.
· Mengawasi penurunan berat badan atau
efektivitas intervensi nutrisi.
· Menurunkan kelemahan, meningkatkan
pemasukkan dan mencegah distensi gaster.
· Gejala GI dapat menunjukkan efek anemia
(hipoksia) pada organ.
· Meningkatkan nafsu makan dan pemasukkan
oral. Menurunkan pertumbuhan bakteri, meminimalkan kemungkinan infeksi.
Teknik perawatan mulut khusus mungkin diperlukan bila jaringan
rapuh/luka/perdarahan dan nyeri berat.
·
Membantu dalam rencana diet untuk memenuhi
kebutuhan individual.
|
3
|
Setelah
diberiakan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan klien dapat
mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
Kriteria hasil :
-
melaporkan
peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas sehari-hari)
-
menunjukkan
penurunan tanda intolerasi fisiologis, misalnya nadi, pernapasan, dan tekanan
darah masih dalam rentang normal.
|
· Observasi kemampuan ADL pasien.
· Observasi kehilangan atau gangguan
keseimbangan, gaya jalan dan kelemahan otot.
· Observasi tanda-tanda vital sebelum dan
sesudah aktivitas.
· Berikan lingkungan tenang, batasi
pengunjung, dan kurangi suara bising, pertahankan tirah baring bila di
indikasikan.
· Anjurkan pasien istirahat bila terjadi
kelelahan dan kelemahan, anjurkan pasien melakukan aktivitas semampunya
(tanpa memaksakan diri).
|
· Mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan.
· Menunjukkan perubahan neurology karena
defisiensi vitamin B12 mempengaruhi keamanan pasien/risiko cedera.
· Manifestasi kardiopulmonal dari upaya
jantung dan paru untuk membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan.
· Meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan
menurunkan regangan jantung dan paru.
· Meningkatkan aktivitas secara bertahap
sampai normal dan memperbaiki tonus otot/stamina tanpa kelemahan. Meingkatkan
harga diri dan rasa terkontrol.
|
4
|
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama
1x24 jam diharapkan pasien mengerti
dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan rencana pengobatan.
Kriteria hasil : - pasien menyatakan pemahamannya proses penyakit dan penatalaksanaan penyakit. - mengidentifikasi factor penyebab. - Melakukan tiindakan yang perlu/perubahan pola hidup. |
· Tinjau tujuan dan persiapan untuk
pemeriksaan diagnostic.
· Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakitnya.
· Berikan penjelasan pada klien tentang
penyakitnya dan kondisinya sekarang.
· Anjurkan klien dan keluarga untuk
memperhatikan diet makanan nya.
· Minta klien dan keluarga mengulangi
kembali tentang materi yang telah diberikan.
|
· Memberikan dasar pengetahuan sehingga
pasien dapat membuat pilihan yang tepat. Menurunkan ansietas dan dapat
meningkatkan kerjasama dalam program terapi.
· Ansietas/ketakutan tentang ketidaktahuan
meningkatkan stress, selanjutnya meningkatkan beban jantung. Pengetahuan
menurunkan ansietas.
· Megetahui seberapa jauh pengalaman dan
pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.
· Dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang, klien dan keluarganya
akan merasa tenang dan mengurangi rasa cemas
· Diet dan pola makan yang tepat membantu
proses penyembuhan.
· Mengetahui seberapa jauh pemahaman klien
dan keluarga serta menilai keberhasilan dari tindakan yang dilakukan.
|
- Implementasi
Implementasi sesuai dengan intervensi
- Evaluasi
Evaluasi pada pasien dengan anemia adalah
:
1) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel
1) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel
dengan KE :
§
Terjadi
peningkatan perfusi jaringan,TTV dalam batas normal.
2)Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna
atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan untuk
pembentukan sel darah merah dengan KE :
§ Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
3).Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen
(pengiriman) dan kebutuhan dengan KH:
§ Pasien
dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
4). Kurang pengetahuan sehubungan dengan
kurang mengingat ; salah interpretasi informasi ; tidak mengenal sumber
informasi dengan KH:
§
Pasien
mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan rencana
pengobatan.
§
Pasien
dapat menjelaskan pengertian tentang penyakitnya.
Daftar
Pustaka
- Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian pasien. ed.3. EGC : Jakarta
- Corwin, Elizabeth J. (2001). Patofisiologi. Jakarta: EGC.
- Smeltzer, Suzanne C. (2002). Keperawatan Medikal – Bedah
- Brunner & Suddarth (Edisi Kedelapan). Volume 2. Jakarta: EGC.
- http://id.wikipedia.org/wiki/Anemia
- http://www.kompas.com/ver1/Kesehatan/0611/30/104458.htm
- Himes JD.Megaloblatic anemia. In : Manual of Clinical Hematologi.first edition.boston-Toroton :Little Brown and Company ; 1998.21-34.
- Kumar CRS.Megaloblastik anemia,In ; Hematology Oncologi Secrets First edition.info Access,Distribution pte.Ltd ; 1994.34-7.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar