METABOLISME ASAM LEMAK
A. Pendahuluan
Asam lemak merupakan sekelompok senyawa hidrokarbon
yang berantai panjang dengan gugus karboksilat pada ujungnya. Asam lemak
memiliki empat peranan utama. Pertama, asam lemak merupakan unit penyusun
fosfolipid dan glikolipid. Molekul-molekul amfipatik ini merupakan komponen
penting bagi membran biologi.Kedua, banyak protein dimodifikasi oleh ikatan
kovalen asam lemak, yang menempatkan protein-protein tersebut ke
lokasi-lokasinya pada membran . Ketiga, asam lemak merupakan molekul bahan
bakar. Asam lemak disimpan dalam bentuk triasilgliserol, yang merupakan ester
gliserol yang tidak bermuatan. Triasilgliserol disebut juga lemak netral atau
trigliserida. Keempat, derivat asam lemak berperan sebagai hormon dan cakra
intrasel.
B. Tata
Nama Asam Lemak.
Nama asam lemak secara sistematis berasal dari nama
hidrokarbon induknya dengan mensubsitusikan oat untuk akhiran a terakhir.
Misalnya, asam lemak jenuh C18 disebut asam oktadekanoat sebab hidrokarbon
induknya adalah oktadekana. Suatu asam lemak C18 dengan satu ikatan rangkap
disebut asam okta desinoat, dengan dua ikatan rangkap disebut okta dienoat,
dengan tiga ikatan rangkap ,okta trinoat. Simbol 18:0 menyatakan suatu asam
lemak C18 tanpa ikatan rangkap, sedangkan 18:2 menandakan adanya dua ikatan
rangkap. k pada asam lemak dimulai dari ujung karboksil Nomor atomarbon H3C –
(CH2 )n – CH2 – CH2 – C .
Atom karbon kedua dan ketiga sering disebut sebagai
α dan β. Gugus metil pada ujung distal rantai disebut karbon ω. Posisi ikatan
rangkap diperlihatkan oleh symbol ∆ diikuti oleh nomer superskrip. Misalnya sis
– ∆ 9 berarti terdapat ikatan rangkap sis antara atom karbon 9 dan 10; trans- ∆
² berarti terdapat ikatan rangkap trans antara atom karbon 2 dan 3 . Sebaliknya
posisi ikatan rangkap dapat dinyatakan dengan cara menghitung dari ujung
distal, dengan atom karbon ω ( karbon metil ) sebagai atom karbon nomer 1.
struktur asam lemak ω – 3 misalnya, diperlihatkan di sebelah kiri . Asam lemak
terionisasi pada pH fisiologis, jadi lebih tepat bila asam lemak disebut menurut
bentuk karboksilatnya : misalnya palmitat atau heksadekanoat. ©2004 Digitized by
USU digital library
C. Triasilgliserol
Triasilgliserol merupakan cadangan energi yang
sangat besar karena dalam bentuk tereduksi dan bentuk anhidrat. Oksidasi
sempurna asam lemak menghasilkan energi sebesar 9 kkal/g dibandingkan
karbohidrat dan protein yang menghasilkan energi sebesar 4 kkal/g. Ini
disebabkan karena asam lemak jauh lebih tereduksi. Lagi pula triasilgliserol
sangat non polar sehingga tersimpan dalam keadaan anhidrat, sedangkan protein
dan karbohidrat jauh lebih polar, sehingga bersifat terhidratasi. Satu gram
glikogen kering akan mengikat sekitar dua gram air maka satu gram lemak
anhidrat menyimpan energi enam kali lebih banyak dari pada energi yang dapat
disimpan oleh satu gram glikogen yang terhidratasi . Ini menyebabkan bahwa
triasilgliserol dijadikan simapanan energi yang lebih utama disbanding
glikogen.Sel adipose dikhususkan untuk sintesis dan penyimpanan triasilgliserol
serta untuk mobilisasi triasilgliserol menjadi molekul bahan bakar yang akan
dipindahkan ke jaringan lain oleh darah.
Triasilgliserol dihidrolisis oleh lipase yang diatur
oleh AMP siklik.
Tahap awal penggunaan lemak sebagai sumber energi adalah hidrolisis triasilgliserol oleh lipase yang akan menghasilkan gliserol dan asam lemak . Aktivitas lipase sel adipose diatur oleh beberapa hormon . epinefrin, norepinefrin, glukagon dan hormon adrenokortikotropik mengaktifkan adenilat siklase di dalam sel adiposa dengan cara memicu reseptor- reseptor. Peningkatan kadar AMP siklik merangsang protein kinase A, yang akan mengaktifkan lipase dengan cara fosforilasi. Jadi epinefrin,norepinefrin, glukagon dan hormon adrenokortikotropik bersifat menginduksi lipolisis . AMP siklik adalah caraka pada pengaktifan lipolisis di jaringan adipose seperti juga pada pengaktifan pemecahan glikogen . Insulin menghambat proses lipolisis. Gliserol yang terbentuk pada lipolisis mengalami fosforilasi dan dioksidasi menjadi dihidroksiaseton fosfat, yang selanjutnya mengalami isomerisasi menjadi gliseraldehida 3 – fosfat. Zat antara ini terdapat baik pada jalur glikolisis dan glukoneogenesis. Dengan demikian, gliserol dapat diubah menjadi piruvat atau glukosa di hati, tempat enzim-enzim yang diperlukan. Proses kebalikannya dapat terjadi melalui reduksi dihidroksiasetonfosfat menjadi gliserol 3- fosfat. Hidrolisis oleh fosfatase akan menghasilkan gliserol. Jadi, gliserol dan zat-zat antara glikolisis dapat saling mudah mengalami interkonversi.
Tahap awal penggunaan lemak sebagai sumber energi adalah hidrolisis triasilgliserol oleh lipase yang akan menghasilkan gliserol dan asam lemak . Aktivitas lipase sel adipose diatur oleh beberapa hormon . epinefrin, norepinefrin, glukagon dan hormon adrenokortikotropik mengaktifkan adenilat siklase di dalam sel adiposa dengan cara memicu reseptor- reseptor. Peningkatan kadar AMP siklik merangsang protein kinase A, yang akan mengaktifkan lipase dengan cara fosforilasi. Jadi epinefrin,norepinefrin, glukagon dan hormon adrenokortikotropik bersifat menginduksi lipolisis . AMP siklik adalah caraka pada pengaktifan lipolisis di jaringan adipose seperti juga pada pengaktifan pemecahan glikogen . Insulin menghambat proses lipolisis. Gliserol yang terbentuk pada lipolisis mengalami fosforilasi dan dioksidasi menjadi dihidroksiaseton fosfat, yang selanjutnya mengalami isomerisasi menjadi gliseraldehida 3 – fosfat. Zat antara ini terdapat baik pada jalur glikolisis dan glukoneogenesis. Dengan demikian, gliserol dapat diubah menjadi piruvat atau glukosa di hati, tempat enzim-enzim yang diperlukan. Proses kebalikannya dapat terjadi melalui reduksi dihidroksiasetonfosfat menjadi gliserol 3- fosfat. Hidrolisis oleh fosfatase akan menghasilkan gliserol. Jadi, gliserol dan zat-zat antara glikolisis dapat saling mudah mengalami interkonversi.
Oksidasi
Asam Lemak
Pada tahun 1904, Franz Knoop menerangkan bahwa asam
lemak itu dipecah melalui oksidasi pada karbon –β. Kemudian padatahun 1949
Eugene Kennedy dan Lehninger menerangkan bahwa terjadinya oksidasi asam lemak
di mitokondria.Di mana asam lemak sebelum memasuki mitokondria mengalami aktivasi
. adenosin trifosfat ( ATP ) memacu pembentukan ikatan tioester antara gugus
karboksil asam lemak dengan gugus sulfhidril pada KoA. Reaksi pengaktifan
iniberlangsung di luar mitokondria dan dikatalisis oleh enzim asil KoA sintetase
( tiokinase asam lemak ) Paul Berg membuktikan bahwa aktivasi asam lemak
terjadi dalam dua tahap.Pertama, asam lemak bereaksi dengan ATP membentuk asil
adenilat. Dalam bentuk anhidra campuran ini, gugus karboksilat asam lemak
diikatkan dengan gugus fosforil AMP. Dua gugus fosforil lainnya dari ATP
dibebaskan sebagai pirofosfat. Gugus sulfhidril dari KoA kemudian bereaksi
dengan asila adenilat yang berikatan kuat dengan enzim membentuk asil KoA dan
AMP. ©2004 Digitized by USU digital library 2 R – C + ATP R – C – AMP + PPi
Asam lemak Asil adenilat R – C – AMP + H- S – KoA R
– C – S – KoA + AMP
Asil KoA Pengangkutan asam lemak rantai panjang ke dalam matriks mitokondria.
Asam lemak diaktifkan di luar membran mitokondria, proses oksidasi terjadi di dalam matriks mitokondria. Molekul asil KoA rantai panjang tidak dapat melintasi membran mitokondria, sehingga diperlukan suatu mekanisme transport khusus.Asam lemak rantai panjang aktif melintasi membran dalam mitokondria dengan cara mengkonjugasinya dengan karnitin, suatu senyawa yang terbentuk dari lisin.Gugus asil dipindahkan dari atom sulfur pada KoA ke gugus hidroksil pada karnitin dan membentuk asil karnitin. Reaksi ini dikatalisis oleh karnitin transferase I, yang terikat pada membran di luar mitokondria.
R – C – S – KoA + H3C – N – CH2 – C – CH2 – C HS – KoA + H3C – N – CH2 Asil
Asil KoA Pengangkutan asam lemak rantai panjang ke dalam matriks mitokondria.
Asam lemak diaktifkan di luar membran mitokondria, proses oksidasi terjadi di dalam matriks mitokondria. Molekul asil KoA rantai panjang tidak dapat melintasi membran mitokondria, sehingga diperlukan suatu mekanisme transport khusus.Asam lemak rantai panjang aktif melintasi membran dalam mitokondria dengan cara mengkonjugasinya dengan karnitin, suatu senyawa yang terbentuk dari lisin.Gugus asil dipindahkan dari atom sulfur pada KoA ke gugus hidroksil pada karnitin dan membentuk asil karnitin. Reaksi ini dikatalisis oleh karnitin transferase I, yang terikat pada membran di luar mitokondria.
R – C – S – KoA + H3C – N – CH2 – C – CH2 – C HS – KoA + H3C – N – CH2 Asil
KoA Karnitin Asil Karnitin –C – CH2 – C. Selanjutnya,
asil karnitin melintasi membran dalam mitokondria oleh suatu translokase. Gugus
asil dipindahkan lagi ke KoA pada sisi matriks dari membran yang dikatalisis
oleh karnitin asil transferase II. Akhirnya karnitin dikembalikan ke sisi
sitosol oleh translokase menggantikan masuknya asil karnitin yang masuk.Molekul
asil KoA dari sedang dan rantai pendek dapat menembus mitokondria tanpa adanya
karnitin.
Kelainan pada transferase atau translokase atau
defisiensi karnitin dapat menyebabkan gangguan oksidasi asam lemak rantai
panjang, Kelainan tersebut diatas ditemukan pada kembar identik yang menderita
kejang otot disertai rasa nyeri yang dialami sejak masa kanak-kanak.. Rasa
nyeri diperberat oleh puasa, latihan fisik, atau diet tinggi lemak; oksidasi
asam lemak adalah proses penghasil energi utama pada ketiga keadaan tersebut.
Enzim glikolisis dan glikogenolisis dalam keadaan normal.
Asetil KoA, NADH dan FADH2 terbentuk pada setiap
satu kali oksidasi.
Asil KoA jenuh dipecah melalui urutan empat reaksi yang berulang yaitu : oksidasi oleh flavin adenin dinukleotida ( FAD ), hidrasi oleh NAD dan tiolisis oleh KoA. Rantai asil diperpendek dengan dua atom karbon sebagai hasil dari keepat reaksi tadi dan terjadi pembentukan FADH2, NADH dan asetil KoA.
Asil KoA jenuh dipecah melalui urutan empat reaksi yang berulang yaitu : oksidasi oleh flavin adenin dinukleotida ( FAD ), hidrasi oleh NAD dan tiolisis oleh KoA. Rantai asil diperpendek dengan dua atom karbon sebagai hasil dari keepat reaksi tadi dan terjadi pembentukan FADH2, NADH dan asetil KoA.
Reaksi pertama pada tiap daur pemecahan adalah
oksidasi asil KoA oleh asil KoA dehidrogenase yang menghasilkan satu enoil KoA
denganikatan rangkap trans antara C 2 dan C – 3. Asil KoA + E – FAD → trans -
∆² - Enoil KoA + E – FADH2
Langkah selanjutnya adalah hidrasi ikatan ganda antara C- 2 dan C – 3 oleh enoil KoA hidratase. Trans - ∆² - Enoil KoA + H2O ↔ L- 3 – hydroksiasil KoA.
©2004 Digitized by USU digital library 3
Langkah selanjutnya adalah hidrasi ikatan ganda antara C- 2 dan C – 3 oleh enoil KoA hidratase. Trans - ∆² - Enoil KoA + H2O ↔ L- 3 – hydroksiasil KoA.
©2004 Digitized by USU digital library 3
Hidrasi enoil KoA membuka jalan bagi reaksi oksidasi
kedua, yang mengubah gugus hidroksil pada C – 3 menjadi gugus keto dan
menghasilkan NADH. Oksidai ini dikatalisis oleh L – 3 – hidroksiasil KoA
dehidrogenase . L – 3 – hidroksiasil KoA + NAD ↔ 3 – ketoasil KoA + NADH + H+ Langkah
akhir adalah pemecahan 3 – ketoasil KoA oleh gugus tiol dari molrkul KoA lain,
yang akan menghasilkan asetil KoA dan suatu asil KoA rantai karbonnya dua atom
karbon lebih pendek. Reaksi ini dikatalisis oleh β – ketotiolase. 3- ketoasil
KoA + HS – KoA ↔ asetil KoA + asil KoA.
(karbon- karbon n ) ( karbon- karbon n-2 ). Asil KoA yang memendek selanjutnya mengalami daur oksidasi berikutnya, yang diawali dengan reaksi yang dikatalisis oleh asil KoA dehidrogenase. Rantai asam lemak yang mengandung 12 sampai 18 karbon dioksidasi oleh asil KoA dehidrogenase rantai panjang. Asil KoA dehidrogenase untuk rantai sedang mengoksidasi ranta asam lemak yang memiliki 14 sampai 4 karbon, sedangkan asil KoA dehidrogenase untuk rantai pendek hanya bekerja pada rantai 4 dan 6 karbon. Sebaliknya, β – ketotiolase, hidroksiasil dehidrogenase, dan enoil KoA hidratase memiliki spesifitas yang luas berkenaan dengan panjangnya gugus asil.
(karbon- karbon n ) ( karbon- karbon n-2 ). Asil KoA yang memendek selanjutnya mengalami daur oksidasi berikutnya, yang diawali dengan reaksi yang dikatalisis oleh asil KoA dehidrogenase. Rantai asam lemak yang mengandung 12 sampai 18 karbon dioksidasi oleh asil KoA dehidrogenase rantai panjang. Asil KoA dehidrogenase untuk rantai sedang mengoksidasi ranta asam lemak yang memiliki 14 sampai 4 karbon, sedangkan asil KoA dehidrogenase untuk rantai pendek hanya bekerja pada rantai 4 dan 6 karbon. Sebaliknya, β – ketotiolase, hidroksiasil dehidrogenase, dan enoil KoA hidratase memiliki spesifitas yang luas berkenaan dengan panjangnya gugus asil.
Oksidasi sempurna asam palmitat Kita dapat
menghitung energi yang dihasilkan dari oksidasi suatu asam lemak. Pada tiap
daur reaksi, asil KoA diperpendek dua karbon dan satu FADH2, NADH dan asetil
KoA terbentuk. Cn – asil KoA + FAD + NAD + H2O + KoA → Cn-2 – asil KoA + FADH2
+ NADH + asetil KoA + H
Pemecahan palmitoil KoA ( C16 – asil KoA ) memerlukan tujuh daur reaksi. Pada daur ketujuh, C4 – ketoasil KoA mengalami tiolisis menjadi dua molekul asetil KoA. Dengan demikian stoikiometri oksidasi palmitoil KoA menjadi. Palmitoil KoA + 7 FAD + 7 NAD +7 KoA + & H2O→ 8 asetil KoA + 7 FADH2 + 7 NADH + 7 H
Dua setengah ATP akan terbentuk per NADH yang dioksidasi pada rantai pernafasan, sedangkan 1,5 ATP akan terbentuk untuk tiap FADH2. Jika diingat bahwa oksidasi asetil KoA oleh daur asam sitrat menghasilkan 10 ATP, maka jumlah ATP yang terbentuk pad oksidasi palmitoil KoA adalah 10,5 dari 7 FADH2, 17,5 dari 7 NADH dan 80 dari 8 molekul asetil KoA, sehingga jumlah keseluruhannya adalah 108. Dua ikatan fosfat energi tinggi dipakai untuk mengaktifkan palmitat, saat ATP terpecah menjadi AMP dan 2 Pi. Jadi oksidasi sempurna satu molekul asam palmitat menghasilkan 106 ATP.
Pemecahan palmitoil KoA ( C16 – asil KoA ) memerlukan tujuh daur reaksi. Pada daur ketujuh, C4 – ketoasil KoA mengalami tiolisis menjadi dua molekul asetil KoA. Dengan demikian stoikiometri oksidasi palmitoil KoA menjadi. Palmitoil KoA + 7 FAD + 7 NAD +7 KoA + & H2O→ 8 asetil KoA + 7 FADH2 + 7 NADH + 7 H
Dua setengah ATP akan terbentuk per NADH yang dioksidasi pada rantai pernafasan, sedangkan 1,5 ATP akan terbentuk untuk tiap FADH2. Jika diingat bahwa oksidasi asetil KoA oleh daur asam sitrat menghasilkan 10 ATP, maka jumlah ATP yang terbentuk pad oksidasi palmitoil KoA adalah 10,5 dari 7 FADH2, 17,5 dari 7 NADH dan 80 dari 8 molekul asetil KoA, sehingga jumlah keseluruhannya adalah 108. Dua ikatan fosfat energi tinggi dipakai untuk mengaktifkan palmitat, saat ATP terpecah menjadi AMP dan 2 Pi. Jadi oksidasi sempurna satu molekul asam palmitat menghasilkan 106 ATP.
Oksidasi asam lemak tak jenuh. Oksidasi asam lemak
tak jenuh reaksinya sama seperti reaksi oksidasi asam lemak jenuh. Hanya
diperlukan tambahan dua enzim lagi yaitu isomerase dan reduktase untuk memecah
asam-asam lemak tak jenuh..
Oksidasi asam palmitoleat atau asam lemak C16 yang memiliki ikatan rangkap antara C- 9 dan C –10 ini diaktifkan dan diangkut melintasi membran dalam ©2004 Digitized by USU digital library 4 mitokondria dengan cara yang sama dengan asam lemak jenuh. Selanjutnya palmitoleil KoA mengalami tiga kali pemecahan dengan enzim-enzim yang sama seperti oksidasi asam lemak jenuh. Enoil KoA – sis - ∆³ yang terbentuk pada ketiga kali jalur oksidasi bukanlah substrat bagi asil KoA dehidrogenase. Adanya ikatan rangkap antara C-3 dan C-4 menghalangi pembentukan ikatan rangkap lainnya antar C – 2 dan C – 3. Kendala ini dapat diatasi oleh suatu reaksi yang mengubah posisi dan konfigurasi dari ikatan rangkap sis - ∆³. Suatu isomerase mengubah ikatan rangkap ini menjadi ikatan rangkap trans - ∆². Reaksi- reaksi berikutnya mengikuti reaksi oksidasi asam lemak jenuh saat enoil KoA – trans - ∆² merupakan substrat yang reguler.
Satu enzim tambahan lagi diperlukan untuk oksidasi asam lemak tak jenuh jamak .Misalnya asam lemak tak jenuh jamak C18 yaitu linoleat , dengan ikatan rangkap sis - ∆9 dan sis ∆12. Ikatan rangkap sis - ∆³ yang terbentuk setelah tiga daur oksidasi – β, diubah menjadi ikatan rangkap trans - ∆² oleh isomerase tersebut di atas, seperti pada oksidasi palmitoleat . Ikatan rangkap sis - ∆¹² - linoleat menghadapi masalah baru. Asil KoA yang dihasilkan oleh empat daur oksidasi β mengandung ikatan rangkap rangkap sis - ∆4. dehidrogenase pada spesies ini oleh asil Koa dehidrogenase menghasilkan zat antara 2,4 – dienoil yang bukan substrat bagi enzim berikutnya pada jalur oksidasi β. Kendala ini dapat diatasi oleh 2,4 - dienoil – KoA reduktase, suatu enzim yang menggunakan NADH untuk mereduksi zat antara 2,4 – dienoil menjadi enoil KoA – sis - ∆³. Isomerase tersebut di atas kemudian mengubah enoil KoA – sis -∆³ menjadi bentuk trans, suatu zat antara yang lazim pada oksidasi – β.Jadi ikatan rangkap yang letaknya pada atom C nomer ganjil ditangani oleh isomerase dan ikatan rangkap yang terletak pada atom C nomor genap ditangani oleh reduktase dan isomerase.
Oksidasi asam palmitoleat atau asam lemak C16 yang memiliki ikatan rangkap antara C- 9 dan C –10 ini diaktifkan dan diangkut melintasi membran dalam ©2004 Digitized by USU digital library 4 mitokondria dengan cara yang sama dengan asam lemak jenuh. Selanjutnya palmitoleil KoA mengalami tiga kali pemecahan dengan enzim-enzim yang sama seperti oksidasi asam lemak jenuh. Enoil KoA – sis - ∆³ yang terbentuk pada ketiga kali jalur oksidasi bukanlah substrat bagi asil KoA dehidrogenase. Adanya ikatan rangkap antara C-3 dan C-4 menghalangi pembentukan ikatan rangkap lainnya antar C – 2 dan C – 3. Kendala ini dapat diatasi oleh suatu reaksi yang mengubah posisi dan konfigurasi dari ikatan rangkap sis - ∆³. Suatu isomerase mengubah ikatan rangkap ini menjadi ikatan rangkap trans - ∆². Reaksi- reaksi berikutnya mengikuti reaksi oksidasi asam lemak jenuh saat enoil KoA – trans - ∆² merupakan substrat yang reguler.
Satu enzim tambahan lagi diperlukan untuk oksidasi asam lemak tak jenuh jamak .Misalnya asam lemak tak jenuh jamak C18 yaitu linoleat , dengan ikatan rangkap sis - ∆9 dan sis ∆12. Ikatan rangkap sis - ∆³ yang terbentuk setelah tiga daur oksidasi – β, diubah menjadi ikatan rangkap trans - ∆² oleh isomerase tersebut di atas, seperti pada oksidasi palmitoleat . Ikatan rangkap sis - ∆¹² - linoleat menghadapi masalah baru. Asil KoA yang dihasilkan oleh empat daur oksidasi β mengandung ikatan rangkap rangkap sis - ∆4. dehidrogenase pada spesies ini oleh asil Koa dehidrogenase menghasilkan zat antara 2,4 – dienoil yang bukan substrat bagi enzim berikutnya pada jalur oksidasi β. Kendala ini dapat diatasi oleh 2,4 - dienoil – KoA reduktase, suatu enzim yang menggunakan NADH untuk mereduksi zat antara 2,4 – dienoil menjadi enoil KoA – sis - ∆³. Isomerase tersebut di atas kemudian mengubah enoil KoA – sis -∆³ menjadi bentuk trans, suatu zat antara yang lazim pada oksidasi – β.Jadi ikatan rangkap yang letaknya pada atom C nomer ganjil ditangani oleh isomerase dan ikatan rangkap yang terletak pada atom C nomor genap ditangani oleh reduktase dan isomerase.
Oksidasi asam lemak dengan nomor atom karbon ganjil.
Asam lemak yang memiliki jumlah karbon ganjil merupakan spesies jarang. Asam
lemak ini dioksidasi dengan cara yang samaseperti oksidasi asam lemak dengan
jumlah atom karbon genap, kecuali pada daur akhir degradasi akan terbentuk
propionil KoA dan asetil KoA, bukan dua molekul asetil KoA. Unit – tiga karbon
aktif pada propionil KoA memasuki daur asam sitrat setelah diubah menjadi
suksinil KoA.
Proses
Ketogenesis.
Asetil KoA yang terbentuk pada oksidasi asam lemak
akan memasuki daur asam sitrat hanya jika pemecahan lemak dan karbohidrat
terjadi secara berimbang. Karena masuknya asetil KoA ke dalam daur asam sitrat
tergantung pada tersedianya oksaloasetat untuk pembentukan sitrat. Tetapi
konsentrasi oksaloasetat akan menurun jika karbohidrat tidak tersedia atau
penggunaannya tidak sebagaimana mestinya. Oksaloasetat dalam keadaan normal
dibentuk dari piruvat. Pada puasa atau diabetes, oksaloasetat dipakai untuk
membentuk glukosa pada jalur glukoneogenesis dan demikian tidak tersedia untuk
kondensasi dengan asetil KoA. Pada keadaan ini asetil KoA dialihkan
kepembentukan asetoasetat dan D-3- hidroksibutirat. Asetoasetat, D- 3-
hidroksibutirat dan Aseton disebut dengan zat keton. ©2004 Digitized by USU
digital library 5
O O O ׀׀ ׀׀ C – S - KoA C – S - KoA ׀ ׀ CH2 Asetil KoA + CH2 Asetil H+ + KoA ׀ H2O KoA ׀ KoA NADH NAD+ 2 Asetil KoA C = O HO – C – CH3 O = C – CH3
O O O ׀׀ ׀׀ C – S - KoA C – S - KoA ׀ ׀ CH2 Asetil KoA + CH2 Asetil H+ + KoA ׀ H2O KoA ׀ KoA NADH NAD+ 2 Asetil KoA C = O HO – C – CH3 O = C – CH3
Asetoasetat Aseton
Asetoasetat dibentuk dari asetil KoA dalam tiga
tahap.Dua molekul asetil KoA berkondensasi membentuk asetoasetil KoA. Reaksi
yang dikatalisis oleh tiolase ini merupakan kebalikan dari tahap tiolisis pada
oksidasi asam lemak. Selanjutnya astoasetil KoA bereaksi dengan asetil KoA dan
air untuk menghasilkan 3 - hidroksi – 3 – metilglutaril KoA ( HMG – KoA ) dan
KoA . Kondensasi ini mirip dengan kondensasi yang dikatalisis oleh sitrat
sintase.Keseimbangan yang tidak menguntungkan bagi pembentukan asetoasetil KoA
diimbangi oleh reaksi ini, yang keseimbangannya menguntungkan karena hidrolisis
iaktan tioester . 3 – Hidroksi – 3 – metilglutaril KoA kemudian terpecah
menjadi asetil KoA dan asetoasetat. Hasil dari keseluruhan reaksi adalah 2
Asetil KoA + H2O Asetoasetat +2 KoA H+ 3 – Hidroksibutirat terbentuk melalui
reduksi asetoasetat di matriks mitokondria. Rasio hidroksibutirat terhadap
astoasetat tergantung pada rasio NADH / NAD+ di dalam mitokondria . Karena
merupakan asam keto – β, asetasetat secara lambat mengalami dekarboksilasi
spontan menjadi aseton . bau aseton dapat dideteksi dalam udara pernafasan
seseorang yang kadar asetoasetat dalam darahnya tinggi.
Asetoasetat adalah merupakan salah satu bahan bakar
yang utama dalam jaringan.
Situs utama produksi asetasetat dan 3 – hidroksibutirat adalah hati. Senyawa- snyawa ini berdifusi dari mitokondria hati ke dalam darah dan diangkut ke jaringan perifer. Asetoasetat dan 3- hidroksibutirat merupakan bahan bakar normal pada metabolisme energi dan secara kwantitatif penting sebagai sumber energi .Otot ©2004 Digitized by USU digital library 6 jantung dan korteks ginjal menggunakan asetoasetat sebagai sumber energi disbanding glukosa.. glukosa merupakan bahan b akar utama bagi otak dan sel darah merah pada orang yang mempunyai gizi baik dengan diet seimbang. Tapi otak dapat beradaptasi dan menggunakan asetoasetat dalam keadaan kelaparan dan diabetes. Pada kelaparan berkepanjangan, 75% bahan bakar yang diperlukan oleh otak didapat dari asetoasetat.
Asetoasetat dapat diaktifkan melalui pemindahan KoA dari suksinil KoA dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh suatu koA transferase spesifik. Kemudian, asetoasetil KoA dipecah oleh tiolase menjadi dua molekul asetil KoA, yang selanjutnya memasuki daur asam sitrat. Hati dapat membekali organ-organ lain dengan asetoasetat karena hati tidak memiliki KoA transferase spesifik ini. Asam lemak dilepaskan oleh jaringan adiposa dan diubah menjadi unit- unit astil oleh hati, yang kemudian mengeluarkannya sebagai asetoasetat .Kadar asetoasetat yang tinggi dalam darah menandakan berlimpahnya unit asetil yang menyebabkan berkurangnya laju lipolisis di jaringan adiposa .
Situs utama produksi asetasetat dan 3 – hidroksibutirat adalah hati. Senyawa- snyawa ini berdifusi dari mitokondria hati ke dalam darah dan diangkut ke jaringan perifer. Asetoasetat dan 3- hidroksibutirat merupakan bahan bakar normal pada metabolisme energi dan secara kwantitatif penting sebagai sumber energi .Otot ©2004 Digitized by USU digital library 6 jantung dan korteks ginjal menggunakan asetoasetat sebagai sumber energi disbanding glukosa.. glukosa merupakan bahan b akar utama bagi otak dan sel darah merah pada orang yang mempunyai gizi baik dengan diet seimbang. Tapi otak dapat beradaptasi dan menggunakan asetoasetat dalam keadaan kelaparan dan diabetes. Pada kelaparan berkepanjangan, 75% bahan bakar yang diperlukan oleh otak didapat dari asetoasetat.
Asetoasetat dapat diaktifkan melalui pemindahan KoA dari suksinil KoA dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh suatu koA transferase spesifik. Kemudian, asetoasetil KoA dipecah oleh tiolase menjadi dua molekul asetil KoA, yang selanjutnya memasuki daur asam sitrat. Hati dapat membekali organ-organ lain dengan asetoasetat karena hati tidak memiliki KoA transferase spesifik ini. Asam lemak dilepaskan oleh jaringan adiposa dan diubah menjadi unit- unit astil oleh hati, yang kemudian mengeluarkannya sebagai asetoasetat .Kadar asetoasetat yang tinggi dalam darah menandakan berlimpahnya unit asetil yang menyebabkan berkurangnya laju lipolisis di jaringan adiposa .
Sintesis
Asam lemak.
Sintesis asam lemak bukan merupakan kebalikan dari
jalur pemecahannya. Sintesis asam lemak lebih merupakan seperangkat reaksi,
yang menunjukkan prinsip bahwa jalur sintesis dan jalur pemecahan dalam system
biologis biasanya berbeda. Beberapa cirri penting jalur biosintesis asam lemak
adalah :
1. Sintesis
berlangsung di luar mitokondria, oksidasi terjadi di dalam matriks mitokondria.
2. Zat
antara pada sintesis asam lemak berikatan kovalen dengan gugus sulfhidril pada
protein – pembawa asil ( ACP ), sedangkan zat antara pada pemecahan asam lemak
berikatan dengan koenzim A.
3. Enzim
– enzim pada sintesis asam lemak pada organisme yang lebih tinggi tergabung
dalam suatu rantai polipeptida tunggal, yang disebut sintase asam lemak .
Sebaliknya, enzim – enzim pemecahan tampaknya tidak saling berikatan.
4. Rantai
asam lemak yang sedang tumbuh, diperpanjang dengan cara penambahan berturut
–turut unit dua karbon yang berasal dari asetil KoA. Donor aktif unit dua
karbon pada tahap perpanjangan adalah malonil – ACP. Reaksi perpanjangan dipacu
oleh pelepasan CO2.
5. Reduktor
pada sintesis asam lemak adalah NADPH, sedangkan oksidator pada pemecahan asam
lemak adalah NAD dan FAD.
6. Perpanjangan
rantai oleh kompleks sontase asam lemak terhenti setelah terbentuknya palmitat
( C16 ). Perpanjangan rantai lebih lanjut dan penyisipan ikatan rangkap oleh
system enzim yang lain. ©2004 Digitized by USU digital library 7
DAFTAR KEPUSTAKAAN
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Champe P C PhD , Harvey
R A PhD. Lippincott’s Illustrated Reviews: Biochemistry 2nd .1994 , page 171 –
186.
Lehninger A, Nelson D ,
Cox M M .Principles of Biochemistry 2nd 1993
Murray R K, et al. Harper’s Biochemistry 25th ed. Appleton & Lange. America 2000 :
Murray R K, et al. Harper’s Biochemistry 25th ed. Appleton & Lange. America 2000 :
Stryer L .1995. Biochemistry 4th ,
page 603 – 623 . ©2004 Digitized by USU digital library 8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar