A. KONSEP
DASAR PENYAKIT
1. DEFINISI
AIDS adalah
sindroma yang menunjukkan defisiensi imun seluler pada seseorang tanpa adanya
penyebab yang diketahui untuk dapat menerangkan tejadinya defisiensi, tersebut
seperti keganasan, obat-obat supresi imun, penyakit infeksi yang sudah dikenal
dan sebagainya.
Acquired :
didapat
Immune : system kekebalan tubuh
Deficiency : kekurangan
Syndrome : kumpulan gejala-gejala penyakit
Jadi,
AIDS atau Acquired Immune Deficiency Sindrome merupakan kumpulan gejala
penyakit akibat menurunnya system kekebalan tubuh. (wikipedia)
AIDS adalah suatu kumpulan kondisi klinis tertentu yang
merupakan hasil akhir dari infeksi oleh HIV. (Sylvia, 2006)
2. EPIDEMOLOGI
Kasus-kasus
menyatakan hampir 10-40% pecandu narkoba (yang diduga sebagia besar remaja)
yang memakai jarum suntik (intravenous drug user atau IDU) positif terinfeksi
HIV dan AIDS. Penyakit AIDS diketahui keberadaanya di Indonesia pada tahun 1987
yaitu di Bali dengan ksus 6 orang. Sehingga,
sekarang dilaporkan jumlah penderita HIV dan AIDS sekitar 80.000 sampai 120.000
kasus, dan lebih dari 85% berusia produktif.
3.
ETIOLOGI
Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut
human immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983
sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi
retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang
pathogen dibandingkaan dengan HIV-1
Maka untuk memudahkan
keduanya disebut HIV.
Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :
Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :
1.
Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai
6 bulan setelah infeksi. Tidak ada gejala.
2.
Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya
1-2 minggu dengan gejala flu likes illness.
3.
Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau
lebih tahun dengan gejala tidak ada.
4.
Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun
dengan gejala demam, keringat malam hari, BB menurun, diare, neuropati, lemah,
rash, limfadenopati, lesi mulut.
5. AIDS.
Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali ditegakkan.
Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai system tubuh, dan
manifestasi neurologist.
AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria maupun wanita. Yang termasuk kelompok resiko tinggi adalah :
1.Lelaki homoseksual atau biseks.
2.Orang yang ketagian obat intravena
3.Partner seks dari penderita AIDS
4.Penerima darah atau produk darah (transfusi).
AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria maupun wanita. Yang termasuk kelompok resiko tinggi adalah :
1.Lelaki homoseksual atau biseks.
2.Orang yang ketagian obat intravena
3.Partner seks dari penderita AIDS
4.Penerima darah atau produk darah (transfusi).
5.
Bayi dari ibu/bapak terinfeksi.
4. GEJALA
KLINIS
Terdiri
dari lima fase yaitu :
1. Periode jendela
Lamanya
4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada gejala.
2.
Fase
infeksi HIV primer akut
Lamanya
1-2 minggu dengan gejala flu likes illness.
3.
Infeksi
asimtomatik
Lamanya
1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada.
4.
Supresi
imun simtomatik
Diatas 3 tahun
dengan gejala demam, keringat malam hari, BB menurun, diare, neuropati, lemah,
rash, limfadenopati, lesi mulut.
5.
AIDS
Lamanya bervariasi
antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada
berbagai system tubuh, dan manifestasi neurologist.
5 . PATOFISIOLOGI
Sel T dan makrofag adalah sel-sel
yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan terkonsentrasi
dikelenjar limfe, limpa, dan sumsum tulang. Pada saat sel T4 terinfeksi dan
ikut dalam respon imun, maka Human Immunodeficiency Virus (HIV) menginfeksi sel
lain dengan meningkatkan reproduksi dan banyaknya kematian sel T4 yang juga
dipengaruhi respon imun sel killer penjamu, dalam usaha mengeliminasi virus dan
sel yang terinfeksi.
Dengan menurunya jumlah sel T4,
maka system imun seluler makin lemah secara progresif. Diikuti berkurangnya
fungsi sel B dan makrofag dan menurunnya fungsi sel T helper.
Seseorang yang terinfeksi Human
Immunodeficiency Virus (HIV) dapat tetap tidak memperlihatkan gejala
(asimptomatik) selama bertahun-tahun. Selama waktu ini, jumlah sel T4 dapat
berkurang dari sekitar 1000 sel/ml darah sebelum infeksi mencapai sekitar
200-300 sel/ml darah, 2-3 tahun setelah infeksi.
Saat sel T4 mencapai kadar ini,
gejala-gejala infeksi (herpes zoster dan jamur oportunistik) muncul. Jumlah T4
kemudian menurun akibat timbulnya penyakit baru akan menyebabkan virus
berproliferasi. Akhirnya terjadi infeksi yang parah. Seorang didiagnosis
mengidap AIDS apabila jumlah sel T4 jatuh dibawah 200 sel/ml darah, atau
apabila terjadi infeksi opurtunistik, kanker atau dimensia AIDS.
6 . PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
1. Tes untuk diagnosa
infeksi HIV :
-
ELISA
-
Western blot
-
P24 antigen test
-
Kultur HIV
2. Tes untuk deteksi gangguan system imun.
-
Hematokrit.
-
LED
-
CD4 limfosit
-
Rasio CD4/CD limfosit
-
Serum mikroglobulin B2
-
Hemoglobulin
7 . PROGNOSIS
Diagnosis
juga bisa dilakukan dngan melihat gejalanya dan harus dipastikan tidak ada
penyakit lain yang menyebabkan menurunnya system kekebalan tubuh. Selain itu
bisa juga dilihat dari jumlah limfosit CD4+ (normalnya 1000-1200 sel/ml).
Apabila seseorang memakai obat profilaksis untuk infksi oportunistik maka
penderita AIDS dengan system kekebalan rendah tetap terlihat tanpa gejala,
sehingga gejala tidak cukup untuk mendiagnosis penyakit AIDS, melainkan harus
menggunakan perhitungan limfosit CD4+.
KONSEP DASAR ASUHAN
KEPERAWATAN
1.PENGKAJIAN
v
Data Subjektif
·
Identitas klien, Merupakan biodata klien yang meliputi :
nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa/ras, pendidikan, bahasa yang
dipakai, pekerjaan, penghasilan dan alamat. Serta jenis kelamin pasien
·
Keluhan utama
·
Riwayat penyakit sekarang
·
Riwayat penyakit dahulu
·
Riwayat penyakit keluarga
·
Riwayat psikososial
v Data
Objektif
ü Aktivitas/istirahat
Gejala:
Mudah lelah, berkurangnya toleransi
terhadap aktivitas biasanya, progresi kelelahan/malaise, perubahan pola tidur
Tanda:
kelemahan otot, menurunnya masa
otot. Respons fisiologis terhadap aktivitas seperti perubahan dalam TD,
frekuensi jantung, pernapasan.
ü Sirkulasi
Gejala:
Proses penyembuhan luka yang lambat
(bila anemia), perdarahan lama pada cedera (jarang terjadi)
Tanda:
Takikardia, perubahan TD postural.
Menurunnya volume nadi perifer. Pucat/sianosis; perpanjangan pengisian kapiler
ü Integritas ego
Gejala:
Faktor stres yang berhubungan
dengan kehilangan, misal dukungan keluarga, hubungan dengan orang lain,
penghasilan, gaya hidup tertentu, dan distres spiritual
Mengkuatirkan penampilan; alopesia,
lesi cacat, dan menurunnya BB
Mengingkari diagnosa, merasa tidak
berdaya, putus asa, tidak berguna, rasa bersalah, kehilangan kontrol diri, dan
depresi
Tanda:
Mengingkari, cemas, depresi, takut,
menarik diri
Perilaku marah, postur tubuh
mengelak, menangis, dan kontak mata yang kurang.
Gagal menepati janji atau banyak
janji untuk periksa dengan gejala yang sama
ü Eliminasi
Gejala:
Diare yang intermiten, terus
menerus, sering dengan/tanpa disertai keram abdominal.
Nyeri panggul, rasa terbakar saat
miksi.
Tanda:
Feses encer dengan/tanpa disertai
mukus atau darah.
Diare pekat yang sering.
Nyeri tekan abdominal.
Lesi/abses rektal, perianal
Perubahan dalam jumlah, warna, dan
karakteristik urine.
ü Makanan/cairan
Gejala:
tidak nafsu makan, perubahan dalam
kemampuan mengenali makan, mual/muntah.
Disfagia, nyeri retrosternal saat
menelan.
Penurunan BB yang cepat atau
progresif.
Tanda:
dapat menunjukan adanya bising usus
hiperaktif
Penurunan BB: perawakan kurus,
menurunnya lemah subkutan/masa otot.
Turgor kulit buruk.
Lesi pada rongga mulut, adanya
selaput putih dan perubahan warna.
Kesehatan gigi/gusi yang buruk,
adanya gigi yang tanggal.
Edema (umum, dependen)
ü Higiene
Gejala: tidak dapat menyelesaikan
AKS
Tanda:
memperlihatkan penampilan yang
tidak rapi.
Kekurangan dalam banyak atau semua
perawatan diri,aktivitas perawatan diri.
ü Neurosensori
Gejala:
pusing/pening,sakit kepala.
Perubahan status mental,kehilangan
ketajaman atau kemampuan diri untuk mengatasi masalah,tidak mampu mengingat dan
konsentrasi menurun.
Kerusakan sensasi atau indera
posisi dan getaran.
Kelemahan otot, tremor, dan
perubahan ketajaman penglihatan.
Kebas, kesemutan pada ekstremitas
(kaki tampak menunjukan perubahan paling awal).
Tanda:
perubahan status mental dengan
rentang antara kacau mental sampai dimensia, lupa, konsentrasi buruk, tingkat
kesadaran menurun, apatis, reterdasi psikomotor/respon melambat.
Ide paranoid, ansietas yang
berkembang bebas, harapan yang tidak realistis.
Timbul refleks yang tidak normal,
menurunnya kekuatan otot, dan gaya berjalan ataksia.
Tremor pada motorik kasar/halus,
menurunnya motorik fokalis; hemiparesis, kejang.
Hemoragi retina dan eksudat
(renitis CMV)
ü Nyeri/kenyamanan
Gejala:
nyeri umum atao lokal, sakit, rasa
terbakar pada kaki.
Sakit kepala (keterlibatan SSP)
Nyeri pada pleuritis
Tanda:
pembengkakan pada sendi, nyeri pada
kelenjar, nyeri tekan.
Penurunan rentang gerak, perubahan
gaya berjalan atau pincang
Gerak otot melindungi bagian yang
sakit
ü Pernapasan
Gejala: ISK sering, menetap
Napas pendek yang progresif
Batuk (mulai dari sedang sampai
parah), produktif/non-produktif sputum (tanda awal dari adanya PCP mungkin
batuk spasmodik saat napas dalam)
Bendungan atau sesak pada dada
Tanda: takipnea, distres pernapasan
Perubahan pada bunyi napas/bunyi
napas adventisius.
Sputum: kuning (pada pneumonia yang
menghasilkan sputum)
ü Keamanan
Gejala:
riwayat jatuh, terbakar,pingsan,
luka yang lambat proses penyembuhannya.
Riwayat menjalani transafusi darah
yang sering/berulang (mis. Hemofilia, operasi vaskuler mayor, insiden
traumatis)
Riwayat penyakit defisiensi imun,
yakni kanker tahap lanjut.
Riwayat atau berulangnya infeksi
dengan PHS
Demam berulang; suhu rendah,
peningkatan suhu intermiten/memuncak; berkeringat malam
Tanda:
Perubahan integritas kulit;
terpotong, ruam, mis. Eksema, eksantem, psoriasis, perubahan warna, perubahan
ukuran/warna mola; mudah terjadi memar yang tidak bisa dijelaskan sebabnya.
Rektum, luka-luka perianal atau
abses
Timbulnya nodul-nodul, pelebaran
kelenjar limfe pada dua area tubuh atau lebih (mis. Leher, ketiak, paha)
Menurunnya kekuatan umum, tekanan
otot, perubahan pada gaya berjalan.
ü Seksualitas
Gejala:
riwayat perilaku berisiko tinggi
yakni mengadakan hubungan seksual dengan pasangan yang positiv HIV, pasangan
seksual multiple, aktivitas seksual yang tidak terlindungi, dan seks anal.
Menurunnya libido, terlal sakit
untuk melakukan hubungan seks.
Penggunaan kondom yang tidak
konsisten.
Menggunakan pil pencegah kehamilan
(meningkatkan kerentanan terhadap virus pada wanita yang diperkirakan dapat
terpajan karena peningkatan kekeringan/friebilitas vagina)
Tanda:
kehamilan atau resiko terhadp hamil
Genital: manifestasi kulit (mis.
Herpes, kutil); rabas.
ü Interaksi sosial
Gejala:
masalah yang ditimbulkan oleh
diagnosis, mis. Kehilangan kerabat/orang terdekat, teman, pendukung. Rasa takut
untuk mengungkapkannya pada orang lain, takut akan penolakkan/kehilangan
pendapatan.
Isolasi, kesepian, teman dekat
ataupun pasangan seksual yang meninggal karena AIDS
Mempertanyakan kemampuan untuk
tetap mandiri, tidak mampu membuat rencana.
Tanda:
Perubahan pada interaksi
keluaga/orang terdekat
Aktivitas yang tak terorganisasi,
perubahan penyusunan tujuan.
ü Penyuluhan/pembelajaran
Gejala:
kegagalan untuk mengikuti
perawatan, melanjutkan perilaku berisiko tinggi (mis. Seksual ataupun
penggunaan obat-obatan IV)
Penggunaan/penyalahgunaann
obat-obatan IV, saat ini merokok, penyalahgunaan alkohol.
Pertimbangan rencana pemulangan:
DRG menunjukan rerata lama dirawat
10,2 hari
Memerlukan bantuan keuangan,
obat-obatan/tindakan, perawatan kulit/luka, peralatan/bahan; transportasi,
belanja makanan dan persiapan ; perawatan diri, prosedur keperawatan teknis,
tugas perawatan/pemeliharaan rumah, perawatan anak; perubahan fasilitas hidup.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Resiko
tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi, malnutrisi dan pola hidup yang
beresiko.
b. Resiko
tinggi infeksi (kontak pasien) berhubungan dengan infeksi HIV.
c. Intolerans
aktivitas berhubungan dengan kelemahan, pertukaran oksigen, malnutrisi,
kelelahan.
d. Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang,
meningkatnya kebutuhan metabolic, dan menurunnya absorbsi zat gizi.
e. Diare
berhubungan dengan infeksi GI
f. Tidak
efektif koping keluarga berhubungan dengan cemas tentang keadaan yang orang
dicintai.
g. Bersihan
jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sputum
h. gangguan
volume cairan berhubungan dengan diare terus-menerus
i.
Kurang pengetahuan
berhubungan dengan kurang inpormasi tentang penyakit
3.RENCANA
TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa
Keperawatan
|
Perencanaan
Keperawatan
|
||||
Tujuan
dan criteria hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
|||
1.Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan
imunosupresi, malnutrisi dan pola hidup yang beresiko.
|
Pasien akan bebas infeksi oportunistik dan
komplikasinya dengan kriteria tak ada tanda-tanda infeksi baru, lab tidak ada
infeksi oportunis, tanda vital dalam batas normal, tidak ada luka atau
eksudat.
|
1.
Monitor tanda-tanda infeksi baru.
2.
gunakan teknik aseptik pada setiap tindakan
invasif. Cuci tangan sebelum meberikan tindakan.
3.
Anjurkan pasien metoda mencegah terpapar terhadap
lingkungan yang patogen.
4.
Kumpulkan spesimen untuk tes lab sesuai order.
5.
Atur pemberian antiinfeksi sesuai order
|
1.Untuk pengobatan dini
2.Mencegah pasien terpapar oleh kuman patogen yang
diperoleh di rumah sakit.
3.Mencegah bertambahnya infeksi
4.Meyakinkan diagnosis akurat dan pengobatan
5.Mempertahankan kadar darah yang terapeutik
|
||
2.Resiko tinggi infeksi (kontak pasien)
berhubungan dengan infeksi HIV, adanya infeksi nonopportunisitik yang dapat
ditransmisikan.
|
Infeksi HIV tidak ditransmisikan, tim kesehatan
memperhatikan universal precautions dengan kriteriaa kontak pasien dan tim
kesehatan tidak terpapar HIV, tidak terinfeksi patogen lain seperti TBC.
|
1.
Anjurkan pasien atau orang penting lainnya metode
mencegah transmisi HIV dan kuman patogen lainnya.
2.
Gunakan darah dan cairan tubuh precaution bial
merawat pasien. Gunakan masker bila perlu.
|
1.Pasien dan keluarga mau dan memerlukan
informasikan ini
2.Mencegah transimisi infeksi HIV ke orang lain
|
||
3.Intolerans aktivitas berhubungan dengan
kelemahan, pertukaran oksigen, malnutrisi, kelelahan.
|
Pasien berpartisipasi dalam kegiatan, dengan
kriteria bebas dyspnea dan takikardi selama aktivitas.
|
1.
Monitor respon fisiologis terhadap aktivitas
2.
Berikan bantuan perawatan yang pasien sendiri
tidak mampu
3.
Jadwalkan perawatan pasien sehingga tidak
mengganggu isitirahat.
|
1.Respon bervariasi dari hari ke hari
2.Mengurangi kebutuhan energi
3.Ekstra istirahat perlu jika karena meningkatkan
kebutuhan metabolik
|
||
4.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang kurang, meningkatnya kebutuhan metabolic, dan
menurunnya absorbsi zat gizi.
|
Pasien mempunyai intake kalori dan protein yang
adekuat untuk memenuhi kebutuhan metaboliknya dengan kriteria mual dan muntah
dikontrol, pasien makan TKTP, serum albumin dan protein dalam batas n ormal,
BB mendekati seperti sebelum sakit.
|
1.
Monitor kemampuan mengunyah dan menelan
2.
Monitor BB, intake dan ouput
3.
Atur antiemetik sesuai order
4.
Rencanakan diet dengan pasien dan orang penting
lainnya.
|
1.Intake menurun dihubungkan dengan nyeri tenggorokan
dan mulut
2.Menentukan data dasar
3.Mengurangi muntah
4.Meyakinkan bahwa makanan sesuai dengan keinginan
pasien
|
||
5.Diare berhubungan dengan infeksi GI
|
Pasien merasa nyaman dan mengnontrol diare,
komplikasi minimal dengan kriteria perut lunak, tidak tegang, feses lunak dan
warna normal, kram perut hilang,
|
1.
Kaji konsistensi dan frekuensi feses dan adanya darah.
2.
Auskultasi bunyi usus
3.
Atur agen antimotilitas dan psilium (Metamucil)
sesuai order
4.
Berikan ointment A dan D, vaselin atau zinc oside
|
1.Mendeteksi adanya darah dalam feses
2.Hipermotiliti mumnya dengan diare
3.Mengurangi motilitas usus, yang pelan, emperburuk perforasi pada
intestinal
4.Untuk menghilangkan distensi
|
||
6.Tidak efektif koping keluarga berhubungan dengan
cemas tentang keadaan yang orang dicintai.
|
Keluarga atau orang penting lain mempertahankan
suport sistem dan adaptasi terhadap perubahan akan kebutuhannya dengan
kriteria pasien dan keluarga berinteraksi dengan cara yang konstruktif
|
1.
Kaji koping keluarga terhadap sakit pasein dan perawatannya
2.
Biarkan keluarga mengungkapkana perasaan secara
verbal
3.
Ajarkan kepada keluaraga tentang penyakit dan
transmisinya.
|
1.Memulai suatu hubungan dalam bekerja secara
konstruktif dengan keluarga.
2.Mereka tak menyadari bahwa mereka berbicara secara
bebas
3.Menghilangkan kecemasan tentang transmisi
melalui kontak sederhana.
|
||
7.Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan
dengan penumpukan sputum
|
Jalan napas pasien tidak ada hambatan, dengan
kriteria hasil:
Tidak mengalami sesak napas atau sianosis.
Bunyi napas normal, ronki(-)
|
1.
Auskultasi bunyi napas
2.
Catat kedalaman napas, sianosis,
penggunaan otot bantu pernapasan, peningkatan kerja pernapasan
3.
Tinggikan kepla tempat tidur,
usahakan pasien untuk berbalik, batuk, menarik nafas sesuai kebutuhan.
4.
Lakukan fisioterapi dada, hisap
jalan nafas sesuai kebutuhan
5.
Kaji perubahan tingkat kesadaran
6.
Berikan periode yang cukup
diantara waktu aktifitas perawatan. Pertahankan linkungan yang tenang
7.
Pemberian nebulizer sesuai
indikasi
|
1.Memperkirakan adanya perkembangan komplikasi
atau infeksi pernapasan
2.Takipnea, sianosis, tidak dapat beristirahat,
dan peningkatan napas, menunjukkan kesulitan pnafasan dan adanya kebutuhan
untuk meningkatkan pengawasan atau intervnsei medis
3.Meningkatkan fungsi pernafasan yang optimal.
4.Membantu membersihkan jalan nafas.
5.Hipoksemia dapat terjadi akibat adanya perubahan
tingkat kesadaran.
6.Menurunkan konsumsi O2
7.Menghacurkan dahak dan melebarkan jalan nafas
|
||
8.Gangguan volume cairan berhubungan dengan diare
terus-menerus
|
Volume cairan kembali adekuat dengan kriteria
hasil:
Membran mukosa lembab, turgor kulit baik,
tanda-tanda vital stabil, haluran urine adekuat
|
1.Pantau
TTV
Catat
peningkatan suhu dan durasi demam.
2.Berikan
kompres hangat sesuai indikasi dan pertahankan pakaian tetap kering jika
terjdi demam
5.
3.Kaji turgor kulit, membran
mukosa, dan rasa haus
6.
4.Ukur input dan output cairan
7.
5.Kolaborasi pemberian
obat-obatan antidiarea
|
1.Indikator dari volume cairan sirkulasi
2.Meningkatkan kebutuhan metabolime dan diaforesis
yang berlebihan yang dihubungkan dengan demam dalam meningkatkan kehilangan
cairan tak kasat mata
3.Indikator tidak langsung dari status cairan
4.Mengetahui keseimbangan dalam tubuh
5.Untuk membantu menurunankan jumlah dan keenceran
feses
|
||
9.Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang inpormasi tentang
penyakit
|
Setelah diberikan askep selama 2x24 jam diharapkan menyatakan mengerti
tentang kondisi, pemeriksaan diagnostik, rencana pengobatan, dan tindakan
perawatan diri preventif dengan criteria hasil :
1.
Klien mengetahui tentang penyakit,pencegahan dan
pengobatanya
|
1
Berikan waktu kepada pasien untuk menanyakan apa yang tidak di ketahui
tentang penyakitnya.
2
Kaji ulang proses penyakit dan harapan yang akan datang
3
Berikan informasi tentang: sumber infeksi, tindakan untuk mencegah
penyebaran, jelaskan pemberian antibiotik, pemeriksaan diagnostik: tujuan,
gambaran singkat, persiapan ynag dibutuhkan sebelum pemeriksaan, perawatan
sesudah pemeriksaan.
4
Anjurkan pasien untuk menggunakan obat yang diberikan, minum sebanyak kurang
lebih delapan gelas per hari.
5 Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan
perasaan dan masalah tentang rencana pengobatan.
|
1 Rasional : Mengetahui sejauh mana ketidak tahuan pasien tentang
penyakitnya.
2 Rasional: memberikan pengetahuan
dasar dimana pasien dapat membuat pilihan beradasarkan informasi.
3 Rasional: pengetahuan apa yang
diharapkan dapat mengurangi ansietas dan membantu mengembankan kepatuhan
klien terhadap rencan terapetik.
4 Rasional: Pasien sering
menghentikan obat mereka, jika tanda-tanda penyakit mereda. Cairan menolong
membilas ginjal.
5 Rasional: Untuk mendeteksi
isyarat indikatif kemungkinan ketidakpatuhan dan membantu mengembangkan
penerimaan rencana terapeutik.
|
||
4.IMPLEMENTASI Sesuai dengan intervensi
5. Evaluasi
- Infeksi dapat teratasi dengan tidak adanya tanda-tanda infeksi.
- Infeksi HIV dapat di tekan
- Klien dapat beraktivitas
- Nutrisi klien dapat terpenuhi
- Klien tidak mengalami diare
- Cemas keluarga dank lien dapat teratasi
- Klien dapat bernafas normal RR 20x/mnt
- Cairan tubuh klien terpenuhi
- Klien dan keluarga dapat mengetahui cara penularan,proses infeksi dan cara pencegahan HIV/ AIDS
DAFTAR PUSTAKA
Christine L. Mudge-Grout, 1992, Immunologic Disorders, Mosby Year Book, St.
Louis.
Doenges, M.E., Marry, F..M and Alice, C.G., 2000. Rencana
Asuhan Keperawatan : Pedoman
Untuk Perencanaan Dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta, Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Doengoes,
Marilynn, dkk, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan
; Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, edisi 3,
alih bahasa : I Made Kariasa dan Ni Made S, EGC, Jakarta
Grimes, E.D, Grimes, R.M, and Hamelik, M,
1991, Infectious Diseases, Mosby Year
Book, Toronto.
Long, B.C., 1996. Perawatan Medikal
Bedah : Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan. Jakarta, Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Lab/UPF Ilmu Penyakit Dalam, 1994, Pedoman Diagnosis dan Terapi, RSUD Dr.
Soetomo Surabaya.
Lyke, Merchant Evelyn, 1992, Assesing for Nursing Diagnosis ; A Human
Needs Approach,J.B. Lippincott Company, London.
Mosby Year Book, Toronto
Price, Sylvia Anderson.
Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease Processes. Alih Bahasa Peter
Anugrah. Ed. 4. Jakarta:
EGC; 1994.
Phipps, Wilma. et al, 1991, Medical Surgical Nursing : Concepts and Clinical Practice, 4th
edition,
Rampengan dan Laurentz, 1995, Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak,
cetakan kedua, EGC, Jakarta.
There are some natural remedies that can be used in the prevention and eliminate diabetes totally. However, the single most important aspect of a diabetes control plan is adopting a wholesome life style Inner Peace, Nutritious and Healthy Diet, and Regular Physical Exercise. A state of inner peace and self-contentment is essential to enjoying a good physical health and over all well-being. The inner peace and self contentment is a just a state of mind.People with diabetes diseases often use complementary and alternative medicine. I diagnosed diabetes in 2000. Was at work feeling unusually tired and sleepy. I borrowed a glucometer from a co-worker and tested at 760. Went immediately to my doctor and he gave me prescription like: Insulin ,Sulfonamides, but I could not get the cure rather to reduce the pain and brink back the pain again. I found a woman testimony name Comfort online how Dr Akhigbe cure her HIV and I also contacted the doctor and after I took his medication as instructed, I am now completely free from diabetes by doctor Akhigbe herbal medicine.So diabetes patients reading this testimony to contact his email drrealakhigbe@gmail.com or his Number +2348142454860 He also use his herbal herbs to diseases like:SPIDER BITE, SCHIZOPHRENIA, LUPUS,EXTERNAL INFECTION, COMMON COLD, JOINT PAIN, BODY PAIN, EPILEPSY,STROKE,TUBERCULOSIS ,STOMACH DISEASE. ECZEMA, PROGERIA, EATING DISORDER, LOWER RESPIRATORY INFECTION, DIABETICS,HERPES,HIV/AIDS, ;ALS, CANCER , MENINGITIS,HEPATITIS A AND B, THYROID, ASTHMA, HEART DISEASE, CHRONIC DISEASE. AUTISM, NAUSEA VOMITING OR DIARRHEA,KIDNEY DISEASE, WEAK ERECTION. EYE TWITCHING PAINFUL OR IRREGULAR MENSTRUATION.Dr Akhigbe is a good man and he heal any body that come to him. here is email drrealakhigbe@gmail.com and his Number +2349010754824
BalasHapus